SHOW AGNEZMO SEPI PENONTON??? ATAU "SI MIMIN" KESEPIAN KARENA TIDAK MENONTON PENAMPILAN SPEKTAKULER AGNEZMO???
Oleh : JRagansan Purba
Lagi, lagi dan lagi, pembodohan dan
kebohongan publik oleh portal berita online yang cukup ternama melalui
publikasi informasi yang provokatif dan tidak sesuai fakta terulang kembali.
Tak jelas jenis penyakit atau sindrom apa yang tengah diderita oleh "Si
Mimin" (Red : penulis berita, admin atau kontributor) portal berita online
tersebut, sehingga dengan gamblang dan sepertinya kehilangan akal sehat yang membuatnya
merasa tidak berdosa untuk menyajikan berita yang terkesan sangat mengada-ada
dan tidak sesuai dengan fakta. Apapun alasannya, pemberitaan yang tidak faktual
sangat bertentangan dengan etika dan kaidah publikasi informasi pada media
apapun. Coba bayangkan realita media saat ini, berita yang disampaikan sesuai
dengan fakta saja dapat menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat, apalagi
berita yang jelas-jelas bertentangan dengan fakta tentunya akan menimbulkan
gejolak di kalangan orang-orang yang dengan jelas mengetahui fakta yang
sebenarnya. Sungguh ironis dan patut dipertanyakan kompetensi dan kapabilitas
“Si Mimin” yang sepertinya menyelipkan tendensi negatif dengan menyajikan
berita dari pengamatan secara subjektif. One
more time, I have to give you know about this, sebuah media harus
memberikan informasi secara netral, objektif dan tidak dipengaruhi oleh
kepentingan pribadi atau golongan tertentu yang secara sengaja maupun tidak
sengaja dapat merugikan berbagai pihak dalam pemberitaan yang disampaikan. Dear Mimin, I think our mother teach us to
speak the truth in our whole life, do it honestly, coz God records everything
you say.
"Kejujuran
hanya datang dari orang-orang yang bersih hatinya, dan pintu surga terbuka
baginya.
Tapi dusta datang dari orang-orang yang licik hatinya, dan pintu neraka datang menghampirinya"
Tapi dusta datang dari orang-orang yang licik hatinya, dan pintu neraka datang menghampirinya"
AgnezMo, superstar Indonesia yang
nama besarnya kini telah mendunia berkat kerja keras dan prestasi yang sangat
cemerlang seakan tak pernah luput dari perhatian dan perbincangan media, baik
media lokal Indonesia maupun media internasional. Ibarat bintang yang tak
pernah redup, eksistensi dan pamornya yang semakin menanjak seolah menjadi
topik yang selalu hangat untuk dibahas. Mari kita cermati ironi pemberitaan
beberapa media tentang pelantun Matahariku tersebut yang beberapa waktu lalu
tampil memukau dalam konser Java Jazz Festival (JJF) di Jakarta. Jika konten
berita media internasional selalu membuat decak kagum para pembacanya karena
dengan sangat objektif dan positif membuat dan menyampaikan berita tentang
penyanyi kebanggaan Indonesia pemilik album "Whadd Up A!" tersebut
menuju kancah musik dunia, justru sangat
jauh berbanding terbalik dengan beberapa media di Indonesia yang sepertinya
merasa berat untuk berlapang dada mengakui kesuksesan karir internasional kepala
sekolah ajang pencarian bakat NEZ ACADEMY tersebut. Menilik kondisi ini dengan
cermat, maka tak heran jika tanpa kita sadari telah tumbuh sebuah budaya di
dalam masyarakat Indonesia yang secara tidak langsung menabur benih karakter
dan pola pikir “Senang melihat orang susah, dan susah untuk melihat orang senang”.
Apakah Indonesia bisa maju jika generasi muda diracuni dengan paradigma negatif
melalui pemberitaan yang tidak mendidik? Think
again and pray for the future of Indonesian young generation.
“Orang lain
membicarakan banyak hal yang sama sekali tidak mereka ketahui tentang dirimu,
Sehingga mereka lupa untuk memperbaiki betapa buruk diri mereka sendiri”.
Sehingga mereka lupa untuk memperbaiki betapa buruk diri mereka sendiri”.
Setelah pemberitaan provokatif dengan
topik saltum alias salah kostum yang
beberapa waktu lalu kerap ditujukan kepada penyanyi multitalenta yang selalu
tampil enerjik di atas panggung bersama grup dance Nezindahood tersebut sempat
hangat diperbincangkan, kini “berita yang dimiringkan” kembali muncul dengan
menyatakan bahwa penampilan AgnezMo yang dipadati oleh penonton pada konser JJF
yang digelar pada tanggal 2 Maret 2014 lalu justru dikabarkan sepi penonton. Sungguh
menjadi tanda tanya besar entah apa yang mendasari “Si Mimin” pada portal
berita online tersebut, sehingga terlihat seperti ingin menyudutkan pemilik
produk parfum berlabel AgnezReve tersebut
dengan membuat pernyataan bahwa penyanyi bersuara merdu yang meliuk-liuk
menyanyikan lagu His Eyes is on the
Sparrow pada konser tersebut diisukan sepi penonton. Kemunculan berita
tersebut tentu ramai diperbincangkan dan tak pelak membuat gerah berbagai
kalangan, terutama beberapa fans AgnezMo yang jelas-jelas berada diantara padatnya
keramaian penonton untuk menyaksikan secara langsung penampilan spektakuler
sang Diva dengan lagu, musik dan koreografi yang luar biasa. Mungkin saja berita yang
dimiringkan dengan mengusung headline yang
seolah dipaksakan dan terbilang tidak ber-etika tersebut sengaja dibuat untuk
menarik perhatian pembaca, atau justru “Si Mimin” yang kesepian karena tidak
menonton penampilan spektakuler AgnezMo pada konser JJF tersebut. Hal itu
terbukti dari tidak adanya dokumentasi faktual yang dilampirkan oleh portal
berita online tersebut sebagai bukti konkrit atas pernyataan sepi penonton yang
mereka beritakan. Dear Mimin, God loves
you and will forgive you, but there’s a time for a judgemnet day for what
you’ve done.
“Orang bijak
berpikir cerdas atas apa yang hendak ia ucapkan,
tetapi orang bodoh mengucapkan perkataan yang tak pernah ia pikirkan”.
tetapi orang bodoh mengucapkan perkataan yang tak pernah ia pikirkan”.
Terlepas dari apapun alasan yang
mendasari pemberitaan bernuansa negatif atas topik yang disampaikan oleh
beberapa media akhir-akhir ini, sudah seharusnya setiap media bertindak
profesional dengan mengerahkan tim editor dan tim verifikasi data yang handal,
sehingga topik berita dan data yang diangkat dan dipublikasi tidak menjadi
bahan propaganda di kalangan masyarakat pembaca. Perlu kita sadari bersama
bahwa media informasi harus menjadi bagian dari jendela pengetahuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa, bukan menjadi lahan adu domba yang merusak moral
generasi muda.
"Lidah orang bijak mendatangkan sukacita,
tetapi lidah orang fasik membawa celaka"
(JRagansan Purba)
Comments
Post a Comment